[GEN-SVY-04]: Menghitung Poligon dengan Software JAG3D

Reference

https://software.applied-geodesy.org/en/

Platform

Download

JAG3D

Java·Applied·Geodesy·3D (JAG3D) adalah salah satu paket perangkat lunak untuk menghitug metodee kuadrat-terkecil open source paling populer dan komprehensif untuk ilmu geodesi.

Pada posting kali ini , saya akan sharing bagaimana cara menghitung jaring pengukuran polygon ( traverse ) dengan menggunakan software JAG3D.

Contoh jaring polygon menggunakan acuan di posting https://cadex.co/2009/04/28/cad-civ-02-perhitungan-polygon-di-civil-3d/ dengan sket pengukuran sebagai berikut:

Titik referensi dengan koordinat titik tetapnya adalah sebagai berikut:

TITIK X Y
BM.1

234608.270

821932.766

BM.2

234677.687

821801.717

BM.5

234954.388

821926.984

BM.6

234847.371

822010.817

Melakukan perhitungan koordinat pendekatan dan cek ketelitian sudut dan jarak

Perhitungan koordinat pendekatan menggunakan spreadsheet excel dengan membagi jaringan polygon di atas menjadi dua loop. Loop #1 : BM.1 – BM.2 – POL.1 – POL.2 – BM.5 – BM.6 sedangkan Loop #2: BM.1 – BM.2 – POL.3 – POL.4 – POL.5 – POL.6 – BM.5 – BM.6

Proses perhitungan dengan metode bowdith atau transit dengan hasil ketelitian :

Loop Ketelitian Sudut Ketelitian Jarak
Loop #1 1.6″ 1:255798
Loop #2 0.6″ 1:28823

Dari hasil ketelitian di atas hasil pengukuran masih memenuhi kriteria jika menggunakan referensi ketelitian sudut 5″√n dan ketelitian jarak atau linear 1:15000 sehingga bisa diolah lebih lanjut dengan program least square

Menyusun Data Input untuk JAG3D

Data input yang diperlukan untuk pengolahan data pengukuran lapangan untuk poligon terdiri dari 4 (empat) grup yaitu 1. titik reference, 2. titik pendekatan / titik baru , 3. data jarak dan 4. data sudut

Data Input Titik Reference / Titik Tetap.

Mengacu ke website JAG3D, https://software.applied-geodesy.org/wiki/user-interface/import, format input titik adalah:

<point name> <east> <north> <height> [[[<uncertainty east/north/height|uncertainty east/north|uncertainty east>] <uncertainty north|uncertainty height>] <uncertainty height>]

Karena titik fix hanya berupa koordinat 2 dimensi (X dan Y) dan tidak ada standard deviasi atau [<uncertainty>], maka format input koordinatnya adalah

Kemudian simpan data di atas menjadi text file misal dinamakan [reference_pnts.txt]

Data Input Titik Baru atau Koordinat Pendekatan

Titik pendekatan didapat dari perhitungan metode bowdith saat pengecekan ketelitian jarak dan sudut:

Kemudian data di atas simpan dalam format text point, misal dengan nama file [new_pnts.txt]

Data Input Pengukuran Jarak

Pengukuran Jarak dan Sudut masuk dalam kategori pengukuran terrestrial dengan format data:

<start point name> <end point name> [<instrument height|0> <reflector height|0>] <observation value> [<uncertainty|length approximation>]

Karena data pengukuran tidak ada pengukuran tinggi instrument, tinggi target dan standard deviasi, maka input data jarak adalah:

File data jarak loop-1 disimpan dengan nama misal [dist_loop-1.txt]

File jarak loop-2 disimpan dengan nama misal [dist_loop-2.txt]

Data Input Pengukuran Sudut

Bebera catatan input pengukuran sudut di JAG3D :

  • tidak bisa dimasukkan dalam format derjat-menit-detik, input yang bisa diterima adalah decimal degree atau sudut dalam format decimal atau format decimal gon atau decimal radian
  • sudut horizontal tidak bisa dimasukan secara langsung, tetapi harus dimasukkan sudut bacaan arah backsight kemudian sudut bacaan foresight
  • dalam JAG3D bisa ditampilakn format derajat-menit-detik tetapi tidak bisa input secara langsung format derajat-menit-detik

Misal saat alat berdiri di titik A, backsight ke titik B dan foresight ke titik C maka memasukkan sudut horisontal 30derajat, 30 menit , 00 detik, saat berdiri di titik A:

#format sudut dalam decimal degree

A B 0.000

A C 30.500000

Untuk konversi format sudut derajat-desimal-detik ke decimal derajat, saya menggunakan setting 12 angka decimal

Berikut adalah format input sudut / direction untuk loop-1 dan loop-2

Perhitungan di Software JAG3D dan setting awal

Jalankan program JAG3D

  • Membuat Project Baru

Pada menu [Project], pilih [Create New Project]

Tentukan Lokasi file untuk menyimpan project kemudian misal project dinamakan [traverse.script]

  • Import Titik Referensi

Pada menu [Import], pilih [Reference Points], kemudian [Reference Points 2D]

Kemudian pilih text file [reference_pnts.txt] yang telah dibuat di langkah 2.1

  • Import Titik Baru / Koordinat Pendekatan

Pada menu [Import], pilih [New Points], kemudian [New Points 2D]

Kemudian pilih text file [new_pnts.txt] yang telah dibuat di langkah 2.2

  • Import Pengukuran Jarak

Pada menu [Import], pilih [Terrestrial Observations] kemudian [Horizontal Distances]

Pilih file [dist_loop1.txt] untuk pengukuran jarak loop-1

Ulangi langkah di atas untuk file [dist_loop2.txt] untuk pengukuran jarak loop-2

  • Import Pengukuran Sudut.

Sebelum melakukan import Sudut, lakukan setting unit melalui langkah sebagai berikut:

Mengubah Setting unit Pengukuran Sudut

Pada menu [Properties], pilih [Formattes Preferences]

Lakukan setting [Angle] menjadi [Sexadecimal degree] seperti gambar di bawah:

[Angle uncertainty] menjadi [Arcsecond]

[Angle Residuals] menjadi [Arcsecond]

  • Import Pengukuran Sudut

Pada menu [Import], pilih [Terrestrial Observations] kemudian [Direction Sets]

Pilih file [dir_loop1.txt] untuk pengukuran sudut loop-1 dan [dir_loop2txt] untuk loop-2

Contoh tampilan setelah impor sudut untuk loop-2 di station BM-2

  • Setting Ketelitian Alat atau Standard Deviasi Alat

Pengukuran Sudut:

Pada group [Observations], pilih [Directions sets]

Di layer sebelah kiri, pilih [Properties]

Di isian [sa] masukkan 2 jika ketelitian sudut alat adalah 2″ sedangkan untuk sb dan sc diisikan 0

Pengukuran Jarak:

Pada group [Observations], pilih [Horizontal Distances]

Di layer sebelah kiri, pilih [Properties]

Apabila ketelitian alat 3mm + 2ppm, maka isikan [sa]= 3 dan [sc]=2 sedangkan sb diisikan 0

  • Melakukan Adjustment

Pilih Tree / Folder [JAG3D project], kemudian pilih [Result data]

Click tombol [Adjust network], maka akan ditampilkan hasil hitungan seperti di bawah

Perhatikan pada kolom sebelah kanan [Significant], Jika tidak ada yang tercentang, maka hasil pengukuran dan perhitungan sudah lolos uji statistic.

  • Untuk menampilkan ellips kesalahan dan bentuk grafik network, pilih tab [Graphic]

  • Menampilkan hasil detail koordinat, koreksi ukuran dan uji statistic

Pada menu JAG3D pilih [Report], maka akan disajikan report dalam bentuk html.

Spreadsheet excel untuk perhitungan koordinat pendekatan , data input dan data project JAG3D bisa diunduh dari https://1drv.ms/u/s!AqhRf0sTIjF7gZMbfpUOiFJOcB1FcQ?e=TXl9tQ

~~selamat mencoba~~

[CAD-LIS-06]: Menggunakan Method IntersectWith() di Visual Lisp dan VBA for AutoCAD untuk Membuat Daftar List koordinat As Bangunan

Gambar di bawah adalah salah contoh garis as bagunan yang akan dibutkan daftar koordinat as bangunan:

Gambar 1: Contoh as bangunan

Tulisan ini berisi catatan-catatan penting saya terkait dengan pembuatan list koordinat dengan menggunakan program Autolisp dan Visual Basic Application for AutoCAD (VBA AutoCAD), sedangkan untuk detail keterangan tiap baris code bisa dibaca di list program yang bisa di download dari link di atas.

Untuk mengecek program autocad dapat menjalankan program VBA AutoCAD:

  • Saat autocad terbuka / aktif, ketik di command:VBARUN. Jika muncul notifikasi

Maka diperlukan program Microsoft VBA Module for AutoCAD yang bisa didownload dari link berikut.

  • Pilih module yang saat ini digunakan. Saat ini saya menggunakan Autodesk® Civil 3D® 2021 64Bit, maka versi module yang saya pilih adalah AutoCAD 2021 VBA module 64-bit .
  • Install module Microsoft VBA Module for AutoCAD

Secara garis besar, urutan saat menjalankan program adalah:

  • Object garis as bangunan harus berupa POLYLINE. Jika berupa object LINE maka perlu diconvert menjadi Polyline dengan menggunakan perintah di Command:pedit.
  • Setting filter dengan menggunakan dxf code : (0 . “LWPOLYLINE”), syntax untuk filter di Visual Lisp dan VBA AutoCAD:
Visual List VBA AutoCAD
(setq filter (list (cons 0 “LWPOLYLINE”))) Dim FilterType(0) As Integer, FilterData(0) As Variant

FilterType(0) = 0: FilterData(0) = “LWPOLYLINE”

  • Pilih garis polyline untuk as baris. Misal pada contoh di atas (Gambar-1), bagian baris adalah garis as A, A.1, B dan C
(prompt “\nPilih baris>>”)

(setq sSetBaris (ssget filter))

acadDoc.Utility.Prompt “Pilih Polyline Baris>>”Set sSetBaris = CreateSelectionSet(acadDoc, “baris”)

sSetBaris.SelectOnScreen FilterType, FilterData

Tidak seperti di Visual Lisp, Pada code VBA AutoCad menggunakan custom function CreateSelectionSet(). Pada fungsi akan membuat object selection sets dengan terlebih dahulu mengecek apakah object selection sudah terdefiniskan atau belum. Jika ditemukan object selection yang sama, maka object tersebut harus dihapus terlebih dahulu kemudian dibuat object baru. Jika proses pengecekan ini tidak dilakukan, maka akan menyebabkan error di VBA AutoCAD.

On Error Resume Next

If aDoc.SelectionSets(ssName) Is Nothing Then ‘jika belum ada

If Err.Number Then

Set aSet = aDoc.SelectionSets.Add(ssName) ‘buat baru

Err.Clear

End If

Else

aDoc.SelectionSets(ssName).Delete ‘jika sudah ada, dihapus

Set aSet = aDoc.SelectionSets.Add(ssName) ‘kemudian buat selection baru

End If

  • Pilih garis polyline untuk as kolom, pada contoh Gambar-1, bagian kolom adalah garis as 1, 1.1, dan 2
  • Ubah layer polyline baris dan polyline kolom sesuai dengan urutan pemilihan baris dan kolom kemudian setting semua elevasi polyline ke 0 (nol). Setting elevasi ke 0 agar polyline dapat berpotongan dalam ruang dua (2) dimensi.
(SetUbahLayer sSetBaris T)

(SetUbahLayer sSetKolom nil)

SetUbahLayer sSetBaris, True

SetUbahLayer sSetKolom, False

Catatan di visual lisp, saat dilakukan looping di object selection set (ss) maka perlu dilakuan proses konversi dari entity object ke vla-object dengan menggunakan syntax:

enttname (ssname ss i)

vla-obj-entt (vlax-ename->vla-object enttname)

Sedangkan untuk membuat layer menggunakan syntax:

aLayer (vl-catch-all-apply ‘vla-add (list (vla-get-layers (acaddoc)) nmLayer)) aDoc.Layers.Add nmLayer

Mengubah layer dan set elevasi = 0

(vla-put-layer vla-obj-entt nmLayer)

(vla-put-elevation vla-obj-entt 0)

anEntt.Layer = nmLayer

anEntt.Elevation = 0

  • Menggunakan method IntersectWith() untuk menentukan perpotongan garis baris dengan garis kolom
XYZ (vla-intersectwith vla-poly-baris vla-poly-kolom acExtendNone)

ListXYZ (vlax-safearray->list (vlax-variant-value XYZ))

intPoints = acadPolyRow.IntersectWith(acadPolyCol, acExtendNone)

Untuk Visual Lisp XYZ yaiut hasil dari method vla-intersectwith menghasilkan object variant array sehingg agar koordinat bisa dibaca , maka perlu dikonversi ke list dengan menggunakan syntax:

ListXYZ (vlax-safearray->list (vlax-variant-value XYZ))

  • Simpan hasil ke cvs file dengan format p,x,y,z,d

Silakan download code / list programnya untuk keterangan lebih detail di tiap tahapannya.

Cara penggunaan : https://youtu.be/6lt1T-KDFrY

[XLS-SVY-27]:Spreadsheet Excel untuk Menghitung Jaring Sipat Datar / Levelling dengan Metode Parameter

Pada tulisan “Solver untuk Aplikasi Hitung Kuadrat Terkecil Metode Kondisi” dijelaskan bagaimana cara menghitung jaring pengukuran beda tinggi / waterpass / levelling dengan metode kondisi. Pada tulisan kali ini akan dijelaskan bagaimana cara menghitung jaring pengukuran levelling dengan speadsheet Excel yang saya buat.

Contoh data diambil dari buku

Halaman 424 Gambar 16.3:

Download file excel di atas, kemudian isikan dengan urutan sebagai berikut:

  1. Masukkan Titik Tetap dan Titik Baru

    Pilih sheet [LIST] kemudian isikan informasi titik tetap dan titik baru seperti di bawah:

    ID_TITIK diisi dengan angka bulat dan tidak boleh ada yang double. Pada contoh ini, untuk mempermudah membedakan antara titik tetap dan titik baru, titik tetap saya beri kode mulai dari angka 1, sedangkan untuk titik baru dimulai dari angka 101. Agar jumlah/banyaknya titik tetap dan titik baru otomatis bisa dihitung, maka pada kolom keterangan diberi kode F untuk titik tetap dan kode N untuk titik baru.

    Kolom [CHECK] jika ada nilai lebih dari 1 (>1) maka ditemukan ada nama titik yang ganda atau lebih dari 1.

    Kolom [NO] berisi nomer urut yang akan terisi otomatis jika ada data baru yang diinput

  2. Memasukkan Data Ukuran

    Pilih sheet [OBS] kemudian masukkan data pengukuran beda tinggi dan jarak:

    Format input data pengukuran di atas menggunakan pengukuran pengukuran pergi-pulang. Karena contoh dalam buku bukan pengukuran pergi-pulang, maka input data cukup di kolom [ID_SLAG], [DARI], [KE], [DH_PP] dan [JR_MAKS], masing-masing untuk isian route_id, dari titi, ke titik, ukuran beda tinggi dan jarak. Semua ukuran beda tinggi dan jarak dimasukkan dalam satuan meter.

    Setelah dilakukan input di atas, maka akan terisi matrix L dan matrik W di kolom [O] dan [P]

  3. Mengatur / Menghitung Matrix A (Matrix Koefisien)

    Masih di sheet [OBS], arahkan cell ke R5. Mulai R5 ke kanan, isikan ID_Titik baru sesuai dengan nomer titik baru di langkah-1 yaitu 101 dan 102 di R5 dan S5, kemudian delete kolom setelah S5.

    Mulai cell [R7] kolom [X1] ke kanan menunjukkan parameter atau titik baru yang akan dihitung. Jika titik baru berjumlah 8 titik, maka kolom harus dicopy / ditambahkan dari X1 sampai X8.

    Setelah dilakukan input atau setting di atas, maka nilai Matrix L, W dan Matrix A :

    Hasil ini sama dengan nilai di buku referensi:

  4. Menghitung Nilai Parameter (Elevasi Titik Baru), matrik koreksi dan standard deviasi

    Hasil hitungan di text book:

    Hasil hitungan spread sheet menghasilkan hitungan parameter dan standard deviasi yang sama:

    Pada channel youtube saya akan dicoba untuk menghitung dari hasil actual pengukuran lapangan.

    Semoga bermanfaat…

[CAD-LIS-05]: Topology Poligon untuk Mengecek Koordinat Batas Bidang / Persil

Referensi

:

 

Platform

:

Autocadmap

Download

:

download

Kali ini akan saya share/bagikan metode yang saya gunakan untuk mengecek kelengkapan kordinat dan symbol titik yang seharusnya ada tiap lekukan / vertex garis bidang. Terkadang saya jumpai beberapa bidang belum dilengkapi dengan symbol titik / symbol patok lengkap dengan daftar koordinatnya.

Cara yang aku secara garis besar adalah sebagai berikut:

  1. Copy/Salin garis bidang ke layer baru.
  2. Hasil copy garis bidang tersebut kemudian dibuat polygon topology dengan pilihan “create nodes” / buat titik baru di vertex.
  3. Ambil koordinat nodes/vertices hasil topology polygon tersebut kemudian dibandingkan dengan koordinat hasil plotting lapangan.
  4. Rangkup/rekap koordinat yang ada di nodes tetapi tidak ditemukan di hasil plotting sebagai koordinat yang harus dicek.
  5. Simpan dan plot lokasi yang harus dicek tersebut.

Untuk mempercepat proses langkah-langkah di atas, saya membuat code program autolisp sebagai berikut:

;;autolisp untuk mengecek garis bidang tanah yang belum ada titik surveynya

;;menggunakan fungsi topology poligon di autocadmap

;;oleh: zainul_ulum@cbn.net.id

 

(defun c:z_cektitik(        ;progam utama dijalankan dengan ketik di command:z_cektitik

         /        ;local variables:

         layer_garis_bidang layer_titik_bidang layer_garis_bidang_copy

         msg nm_layer flag ss cen_layer nod_layer

         list_titik_topology i en xy ly toponame

         i offs pt pt1 pt2 aRec Records x y z pnt3D acadPoint acadText

         c f f_out tulis_ke_csv

         )

(setvar “osmode” 0)        ;object snap tidak diaktifkan

(setvar “cmdecho” 0)        ;echo command tidak diaktifkan

 

(setq                ;definisi variable

layer_garis_bidang “020100” ;layer garis bidang yang akan cek koordinatnya

layer_titik_bidang “060800”    ;layer tempat plotting titik

layer_garis_bidang_copy (strcat layer_garis_bidang “_copy”)    ;layer hasil copy layer bidang

)

 

;;======================sub program

(defun *error* ( msg )

    (setvar “cmdecho” 1)

(princ “error: “)

(princ msg)

(princ)

)

(defun buat_layer (nm_layer)            ;subprogran buat layer

(if (not (tblsearch “layer” nm_layer))    ;jika nama layer belum ada

    (command “._layer” “m” nm_layer “”)    ;buat layer baru

);end if

)

(defun pilih_garis_di_layer (nm_layer)    ;subprogram untuk memilih

(ssget “X”                    ;semua object di modelspace

     (List (cons -4 “<AND”)

             (cons -4 “<OR”)

                 (cons 0 “LWPOLYLINE”)(cons 0 “LINE”)    ;hanya untuk object polyline dan line

             (cons -4 “OR>”)

         (cons 8 nm_layer)        ;di layer nm_layer

         (cons -4 “AND>”))

     );ssget

);end defun

;=======================end subprogram

;setting layer untuk proses topology

(buat_layer (setq cen_layer (strcat layer_garis_bidang “_cen”)))    ;buat layer untuk menampung centroid topology

(buat_layer (setq nod_layer (strcat layer_garis_bidang “_nod”)))    ;buat layer untuk node/titik digaris/link topology

(buat_layer layer_garis_bidang_copy)                    ;buat layer baru jika belum ada

 

(foreach ly (list nod_layer cen_layer layer_garis_bidang_copy)

    (command “._erase”

         (ssget “x” (list (cons 8 ly)))    ;hapus object berdasarkan nama layer: ly

         “”)

);for

 

(command “._COPYTOLAYER”                    ;jalankan perintah COPYTOLAYER

     (pilih_garis_di_layer layer_garis_bidang)        ;pilih object line atau polyline di layer bidang

     “”                            ;enter atau spasi

     layer_garis_bidang_copy

     “X”                            ;exit

     );command

 

;set variable qaflags

;http://forums.augi.com/showthread.php?11688-Explode-in-LISP-Does-Not-Explode-Selection-Set

(setq flag (getvar “qaflags”))                ;ambil nilai variable QAFLAGS

(setvar “qaflags” 5)                        ;set qaflags ke 5 agar selection sets bisa di-explode

    (command “._explode”                    ;jalankan perintah explode

         (pilih_garis_di_layer layer_garis_bidang_copy)    ;pilih garis dan polyline di layer hasil copy layer bidang

         “”

         )                        ;hasil explode polyline akan menjadi line

(setvar “qaflags” flag)                    ;kembalikan setting qflag ke nilai semula

;;

;;membuat topologi dengan pilihan create node akan dibuat titik-titik disetiap line hasil proses explode

;;

;; nama topologi : bts_bidang

 

(if (tpm_acexist (setq toponame “bts_bidang”))        ;jika topology bts_bidang sudah ada

(tpm_mnterase toponame)                    ;hapus topologi tersebut

);end if

 

;setting variable topology

(setq var_id (tpm_varalloc))            ;alokasi memory untuk proses topologi

(tpm_varset var_id “STOP_AT_MISSING_CNTR” 0)    ;continue for missing centroid

(tpm_varset var_id “CREATE_MARKERS” 1)    ;mark error locations

(tpm_varset var_id “CREATE_CNTR” 1)        ;create centroid

(tpm_varset var_id “CNTR_LAYER” cen_layer)    ;set layer for centroid

(tpm_varset var_id “CREATE_NODE” 1)        ;create new nodes

(tpm_varset var_id “NODE_LAYER” nod_layer)    ;set layer for nodes

 

(if (not

    (tpm_mntbuild                ;proses topologi

    var_id                    ;sesuai dengan setting variable var_id

    toponame                ;nama topology

    “topologi bidang untuk extract points”    ;keterangan topologi

    3                    ;type=3 untuk topology polygon

    (ssget “X” (list (cons 8 nod_layer)))            ;setting layer nodes

    (ssget “X” (list (cons 8 layer_garis_bidang_copy)))    ;setting layer link

    (ssget “X” (list (cons 8 cen_layer)))            ;setting centroid layer

    );end build topologi

    )

(exit)                    ;keluar program jika topologi gagal

);end if

 

;;salah satu hasil topolgy adalah object point/nodes di tiap ujung lines di nod_layer

;;langkah selanjutnya memilih semua titik tersebut kemudian dibandingkan dengan

;;titik hasil plotting data ukuran di layer_titik_bidang

 

(if (setq ss (ssget “X”            ;pilih semua object

         (list (cons 0 “POINT”)    ;type object titik / POINT

             (cons 8 nod_layer)    ;di layer nod_layer

             )

         )

     )

(progn                    ;proses dilanjtukan jika ada object yang terpilih

(setq list_titik_topology (list))        ;variable untuk menampung titik / node topology

(setq i -1)

     (repeat (sslength ss);loop ke selection set

     (setq i (1+ i))

     (setq en (ssname ss i));ambil entity dari selection set

     (setq xy (cdr (assoc 10 (entget en))))

     (setq list_titik_topology (append list_titik_topology (list xy)))

     );repeat

;hapus topology dan object di layer temporary

(tpm_mnterase toponame)

(foreach ly (list nod_layer cen_layer layer_garis_bidang_copy)

    (command “._erase”

         (ssget “x” (list (cons 8 ly)))    ;hapus object berdasarkan nama layer: ly

         “”)

    );for

 

;memilih object titik di layer_titik_bidang dengan menggunakan

;koordinat yang telah disimpan di variable list_titik_topology

 

(setq i 0 offs 1 Records (list))

(foreach pt list_titik_topology

    (setq pt1 (list (nth 0 pt) (+ (nth 1 pt) offs)))    ;awal selection by fence

    (setq pt2 (list (nth 0 pt) (- (nth 1 pt) offs)))    ;akhir pilihan by fence

    (if (not (setq ss (ssget “_F”                ;select by fence

         (list pt1 pt2)                ;dari pt1 ke pt2

         (list (cons 0 “POINT”)(cons 8 layer_titik_bidang));untuk object titik di layer_titik_bidang

         )

         ))                        ;jika tidak ditemukan titik di layer_titik_bidang

        (progn                         ;proses ambil titik topology

            (setq i (1+ i))

            (setq aRec (list i (nth 0 pt) (nth 1 pt)))

            (setq Records (append Records (list aRec)))

         );progn

     );end if

 

);next

);progn

);end if

 

;plot lokasi titik tambahan untuk cek dan simpan list koordinat di csv file

(setvar “clayer” nod_layer)                    ;plot titik di layer nod_layer

(vl-load-com)                            ;activekan com

(setq

acadDoc (vla-get-activedocument (vlax-get-acad-object))    ;object acaddocument

mSpace (vlax-get-property acadDoc ‘ModelSpace)        ;object modelspace

dTextHeight 1.0

 

c “,”                            ;delimited

f_out (strcat (getvar “dwgprefix”)(getvar “dwgname”))    ;nama file di folder dwg+nama dwg

f_out (substr f_out 1 (- (strlen f_out) 3))            ;menghilangkan .dwg

f_out (strcat f_out “csv”)                    ;ganti extensi menjadi .csv

 

f (open f_out “w”)                        ;buka file mode write / tulis

     )

 

(foreach pt Records

(setq

txtID (strcat “cek-” (itoa (nth 0 pt)))            ;text id diawali dengan cek-

x (nth 1 pt)                        ;ambil koord x

y (nth 2 pt)                        ;nilai y

z 0.0                            ;nilai z

pnt3D (vlax-3d-point (list x y z))            ;ubah x y z ke object 3d-point

acadPoint (vla-addpoint mSpace pnt3D)            ;buat titik di model space di titik pnt3D

acadText (vla-addtext mSpace txtID pnt3D dTextHeight)    ;buat text dengan string=txtID

 

tulis_ke_csv (strcat                    ;format csv untuk export koordinat

         txtID c                    ;txtID akhiri dengan delimeted c

         (rtos x 2 3) c                ;ubah nilai x ke text format 3 digit

         (rtos y 2 3)                ;ubah nilai y ke text format 3 digit

         )

)

(vla-put-layer acadPoint nod_layer)            ;object titik diubah ke layer nod_layer

(vla-put-layer acadText nod_layer)                ;object titik juga diubah ke layer nod_layer

(vla-put-Alignment acadText acAlignmentCenter)        ;set alignment text ke center

(vla-put-TextAlignmentPoint acadText pnt3D)        ;set alignment coordinates

 

(write-line tulis_ke_csv f)                    ;menulist txtID,x,ya ke file

);next

(close f)                            ;tutup file karena loop sudah selesai

(command “regen”)                        ;regen untuk refresh gambar

(setvar “cmdecho” 1)                        ;kembalikan setting smdecho

(if Records

    (alert (strcat “list koordinat disimpan di ” “\n”

         f_out))

    (alert “Koordinat lengkap”)

)

(princ)                            ;blank

);akhir program utama

 

==semoga bermanfaat==

[CAD-LIS-04]: Label Koordinat (Lintang, Bujur) dari Koordinat (X,Y) TM3 dengan Autolisp

Referensi : https://documentation.help/AutoCAD-Map-3D-2009-AutoLISP/documentation.pdf
Platform : AutocadMap & Civil 3D
File : Download

Salah satu ketentuan informasi yang tercantum dalam Peta Bidang Tanah (PBT) menurut Petunjuk Teknis (Juknis) PTSL 2020 adalah:

“Informasi koordinat X, Y, dan Z agar ditampilkan pada PBT untuk minimal satu titik pada pojok-pojok blok bidang tanah sistematis (contoh terlampir). Pada SU,koordinat X, Y, dan Z ditampilkan pada pojok bidang tanahnya. Koordinat ditampilkan dalam sistem geografis (lintang-bujur);”

Saya sharing program autolisp yang telah saya buat untuk membuat label lintang bujur dari gambar bidang tanah dengan system proyeksi koordinat TM3 ke koordinat lintang bujur dalam datum WGS 84. Program ini bisa dijalankan jika gambar sudah di set di proyeksi koordinat TM3 dan menggunakan software yang mendukung AutocadMap seperti Civil 3D.

Berikut code autolispnya:

;subprogram / subfunction untuk transformasi koordinat TM3 ke LL84

(defun TM3->LL84 (/ csCodeSource pt)

(if (and (setq csCodeSource (ade_projgetwscode))    ;proses dilanjut jika gambar telah diset sistem koordinat

     (wcmatch (ade_projgetwscode) “TM3*”))    ;dalam sistem proyeksi TM3

(progn

(ade_projsetsrc csCodeSource)

(ade_projsetdest “LL84”)                ;target koordinat adalah Longitude,Latitude datum WGS84

(setq pt (getpoint “Pilih lokasi di gambar >>>”))

(if pt                        ;jika lokasi telah di-click-ed

    (append (ade_projptforward pt) pt)        ;lakukan proses proyeksi koordinat

    nil                        ;jika tidak cancel, maka hasilnya nil

    );end if

)

nil                            ;hasilnya nil jika gambar belum diset sistem koordinat TM3

)

)

;;program utama

(princ “\nProgram untuk menulis text / label dari sistem koordinat tm3 ke lintang bujur”)

(princ “\nby zainul_ulum@cbn.net.id”)

(princ “\nKetik di command:z_LL”)

(vl-load-com)                    ;aktifkan visual lisp com (activex)

(defun c:z_LL( / dTextHeight sLayer        ; private variables

     acadDoc AcadModelSpace acadText    ; private variables

     LL tm3 b_Deg l_deg txtLintang txtBujur)

(setq dTextHeight 1.5 sLayer “080608”)    ;setting tinggi text dan layer tujuan

(if (not (tblsearch “layer” sLayer))        ;jika layer tujuan tidak ada

        (command “layer” “m” sLayer “”);buat layer baru

)

(setq acadDoc (vla-get-activedocument (vlax-get-acad-object))    ;object acad document

    AcadModelSpace (vlax-get-property acadDoc ‘Modelspace)    ;object modelspace

    );setq

(if (eq (getvar “ctab”) “Model”)        ;program hanya untuk Model Space

(progn

(if (setq LL (TM3->LL84))            ;click lokasi koordinat dan proses proyeksi coord

    (progn                    ;lanjutkan jika ada hasil proyeksi koordinat

     (setq tm3 (list (nth 3 LL) (nth 4 LL) (nth 5 LL));koordinat asal

         pnt3D (vlax-3d-point tm3)    ;ubah koordinat asal ke object visual lisp

         b_Deg (nth 0 LL)        ;koordinat bujur hasil proyeksi dalam satuan derajat

        l_Deg (nth 1 LL)        ;koordinat lintang hasil proyeksi dalam satuan derajat

        txtLintang (angtos (/ (* (abs l_Deg) pi) 180) 1 6)    ;ubah satuan sudut Lintang ke format dms

                                    ;nilai lintang dibuat absolute

        txtBujur (angtos (/ (* b_Deg pi) 180) 1 6)    ;ubah satuan sudut Bujur ke format dms

        acadText (vla-addtext AcadModelSpace        ;proses menulis text menjadi object di modelspace

             (strcat (if (< l_deg 0) (strcat “-” txtLintang) txtLintang);tambahkan tanda negatif jika lintang selatan

                 “,”

                 txtBujur)

             pnt3D dTextHeight)

        );setq

     (vla-put-layer acadText sLayer)            ;ubah layer ke layer tujuan

     (vla-put-Alignment acadText acAlignmentCenter)    ;set aligment text menjadi center

     (vla-put-TextAlignmentPoint acadText pnt3D)        ;insertion point menggunakan koordinat asal sebelum proyeksi

     );end progn

    (princ “\nprogram dibatalkan”)

    )

)

(princ “\nProgram hanya berjalan di Model Space”)

);end if

);end function

Simpan kode tersebut dalam format lsp atau Download, kemudian load program ke autocadmap / civil 3d.

Ketik di command: z_ll

Kemudian click lokasi dalam gambar yang akan diberi label koordinat lintang bujurnya.

===silakan dicoba===

[CAD-MAP-23]: Menggunakan SheetSets untuk Mengganti Page Setup, Plot Style dan Mencetak ke PDF dari beberapa file Autocad

Reference : https://jtbworld.com/sheet-set-manager
Platform : AutoCAD
Download :  

Saya mempunyai file autocad berjumlah sekitar 200 (duaratus) file dan tiap file tersebut terdapat 4 (empat) layout / paper space yang harus dicetak ke pdf dengan plot style monochrome. Sebelumnya file-file tersebut menggunakan style cetak berwarna atau dengan setting plotstyle acad.ctb dan target plot adalah printer.

Berikut contoh file yang akan dirubah terdiri dari 4 layout yaitu layout [2], [3], [4] dan [5] di tiap filenya

Setting page setup di masing-asing layout sebelum dirubah:

Saya menggunakan fasilitas sheetset manager di autocad untuk proses penggantian setting plotstyle ke monochrome.ctb dan target printer Dwg to PDF.pc3 langkah-langkah penggantian setting tersebut sebagai berikut:

Buat drawing template (file dwt) dengan setting plot style / page setup yang diharapkan.

Pilih salah satu layout yang akan dirubah page setupnya, kemudian click kanan lalu pilih [Page Setup Manager..]

Pada [Page Setup Manager], pilih [New], kemudian masukkan nama Page Setup. Misal CetakPdfMonochrome.

Lakukan setting di Page Setup dengan merubah plot style ke monochrome.ctb dan merubah printer.plotting ke DWG To PDF.pc3

Click [OK] sehingga di [Page Setup Manager] ada page setup baru bernama CetakPdfMonochrome.

Click [Close]

Pindah ke mode [Model Space] dengan click tab [Model] kemudian hapus semua object di model space karena kita hanya membutuhkan layout saja untuk proses selanjutnya.

Setelah semua object di modelspace terhapus, [Save As] gambar ke format dwt. Misal nama filenya adalah acad-gantipagestup.dwt.

Pada pilihan measurement, pilih setting : metric kemudian clik [OK] lalu tutup file dwt tersebut.

Membuat Sheetset dan Memilih Layout

Tahapan selanjutnya adalah melakukan setting di sheetsets dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Saat autocad sudah aktif, buat file dwg baru.

Ketik di command:SHEESET

Pada Taskpane Sheetset Manager, pilih tanda panah bawah di samping tulisan [Open] kemudian pilih [New Sheet Set…]

Lakukan setting pada tahapan pembuatan sheet set sebagai berikut:

Tahapan Pilihan / Setting
Begin Pilih Existing Drawing

 

Kemudian click [Next]

Sheet Set Details Masukkan nama sheet sets misal : SheetSet

 

Pilih lokasi file sheet set.

Click [Sheet Set Properties]

Pada pilihan Sheet Set Page Setup Override, ganti dengan file acad-gantipagestup.dwt, kemudian click [OK]

Lalu click [Next] untuk menuju tahapan berikutnya.

Choose Layout Click [Next] pada tahap ini, kita akan lakukan pemilihan layout di tahap lain
Confirm Click [Finish]

Setelah tahapan di atas, tampilan TaskPanel sheet sheet manager menjadi:

Click kanan nama sheet (SheetSet) kemudian pilih [Import Layout as Sheet]

Pada setting [Import Layout as Sheet], click [Browse for Drawing..]

Pilih semua drawing yang akan dirubah page setup-nya, kemudian check [Prefix sheet titles with file name] agar ada tambahan nama file di awal nama sheet

Kemudian pilih Layout yang akan dirubah pagesetupnya, jika selesai dipilih, click [Import Checked]

Sehingga tampilan TaskPanel sheet sheet manager menjadi:

Setting Variable PUBLISHCOLLATE = 0

Setting ini PUBLISHCOLLATE=0 dilakukan sekali saja, saat akan mencetak ke pdf file dengan fasilitas sheet set.

Command: PUBLISHCOLLATE

Enter new value for PUBLISHCOLLATE <1>: 0

Kemudian isi dengan angka 0

Jika tidak dilakukan setting PUBLISHCOLLATE=0, maka akan keluar pesan FATAL ERROR :

Proses Page Override dan Cetak ke PDF

Click kanan nama sheetset / SheetSet kemudian pilih [Sheet Set Publish Options..]

Pada setting file location, pilih lokasi folder untuk meyimpan file pdf hasi cetakan.

Kemudian ulangi lagi click kanan nama sheet set, lalu pilih [Publish]>>[Publish using Page Setup Override]>>[CetakPdfMnochrome]

AutoCad akan secara otomatis membuka file dan mencetak memulai cetak ke PDF dari layout yang dipilih pada Langkah sebelumnya.

 

==selamat mencoba==

[XLS-PMG-08]: Analisa Data dari Google Sheet dengan Power Query

Reference

:

Power Query – Overview & Learning

Platform

:

Minimum Microsoft Excel 2010

Download

:

 

 

Pada tulisan ini akan diuraikan tahapan untuk mengambil data dari file Google Sheet kemudian diolah lebih lanjut di Microsoft excel dengan menggunakan tool Power Query. Tool ini sudah ada di Microsoft Excel 2010 pro sampai sekarang yang digunakan untuk melakukan koneksi ke beberapa type database, halaman web, text file, transformasi data dan analisa data. Khusus di Microsoft Excel 2010 pro dan 2013, Power Query tersedia dalam bentuk add-in sedangkan untuk versi setelah itu sudah menjadi built-in tool. Cara instalasi power query silakan mengacu ke https://www.howtoexcel.org/power-query/how-to-install-power-query/

Saat menulis tutorial ini, saya menggunakan dimana tool Power Query ini ada di menu [Data] pada ribbon [Get & Transform Data]

Gambaran file google sheet yang akan diolah berupa catatan progress harian pekerjaan pengukuran bidang tanah yang terbagi dalam beberapa sheet. Tiap sheet menunjukkan desa sedangkan dalam sheet terdapat catatan harian yang dibedakan berdasarkan blok.

Contoh salah satu sheet di google sheet:

Tiga (3) desa lainnya menggunakan format yang sama tetapi disimpan dalam sheet terpisah.

Hasil yang akah dihasiklan adalah rekap progress tiap blok di masing-masing desa lengkap dengan tanggal terakhir laporan di masing-masing blok.

Berikut Langkah-langkah yang aku kerjakan. Mohon saran dan usulan jika ada metode yang lain selain yang aku uraikan dalam tutorial ini.

Setting Shareable Link di Google Sheet

Buka file google sheet kemudian click tombol di kanan atas Google Sheet.

Pilih setting:

Copy url sheet download file google sheet

Url ini nantinya digunakan sebagai alamat web saat menggunakan get data from web di Power Query.

Pada menu Google Sheet di menu [File] pilih [Download] kemudian pilih [Microsoft Excel (.xlsx).

Tentukan lokasi download di komputer. File di komputer ini sifatnya hanya sementara saja karena pada saat nanti program dijalankan proses pengambilan data akan selalu mengambil data dari google sheet yang tersimpan di google drive.

Jika proses download selesai, tekan Ctrl+J di chrome untuk melihat link hasil download. Click kanan di link download, kemudian pilih [Copy link address]

Simpan / Paste link address tersebut di notepad atau di file lainnya untuk nantinya akan digunakan di power query.

Setting connection ke web di Power Query

  1. Jalankan program Excel.
  2. Pilih sheet yang kosong kemudian buat table seeperti di bawah ini:

Cell [A2] berisi alamat link download yang dicopy dari google sheet di Langkah sebelumnya.

  1. Rubah table di atas menjadi dengan cara blok range [A1:A2], kemudian tekan CTRL+T. Check pilihan [My table has headers].
  2. Namai table misalnya : tbl_sheet

  1. Convert tabe tbl_gsheet menjadi data connection dengan memilih menu [Data] kemudian [From Table/Range]

Setelah Langkah di atas, maka ditampilkan window Power Query Editor.

  1. Click kanan, Task Pane Queries (area kosong di bawah tulisan tbl_gsheet), pilih [New Query]>[Other Sources]>[Web]

Pada isian URL, masukkan lagi alamat link google sheet.

  1. Pada setting Navigator, Pilih salah satu sheet yang akan diolah, misal Bantarwuni, kemudian click [OK]

 

Data yang akan diambil mulai baris ke 5 ke bawah.

Setelah tahap di atas Task Pane Queries menampilkan tambahan query [Bantarwuni]

  1. Pilih query [Bantarwuni] kemudian di pilih [Source[ di tahapan Query Setting.

Copy formula di formula bar:

Formula ini akan ditambahkan di query tbl_gsheet.

  1. Pilih Query tbl_gsheet kemudian di Power Query pilih menu [Add Column], pilih [Custom Column]

  1. Pada column name isikan nama kolom misal Data, kemudian paste formula dari Langkah sebelumnya ke custom colum formula:

  1. Text dalam tanda petik hasil copy dari Langkah sebelumnya adalah sama dengan kolom Gsheet, sehingga kita bisa ganti text tersebut, termasuk tanda petiknya, dengan columns [Gsheet]. Blok mulai tanda petik awal sampai tanda petik akhir, lalu pilih kolom Gsheet di Available columns kemudian click [<<Insert], custom column formula menjadi

Click tombol [OK], kemudian click [Continue] saat ada warning data privacy. Anda bisa juga set data privacy setting dengan pilihan yang telah disediakan. Pada tutorial saat ini saya pilih “Ignore Privacy Level”

Click [Save]

Sampai tahap ini , sudah dilakukan setting agar Power Query menjalankan query dengan terlebih dahulu mencari sumber data yang ditulis ditabel tbl_gsheet. Jika menggunakan data yang lain, cukup merubah alamat url di table tbl_gsheet tanpa perlu mengulang Langkah 1-11.

Untuk menyimpan Langkah di atas, sebelum dilanjutkan ke Langkah berikutnya, pada menu [File] di query editor, pilih [Save & Load to] kemudian pilih [Only create connection]

Menggabungkan sheet yang diinginkan

Seperti pada Langkah sebelumnya , proses penggabungan menggunakan fungsi yang di-copy dari query tbl_bantarwuni.

  1. Pilih query [Bantarwuni] kemudian di pilih [Source[ di tahapan Query Setting, click setting [Navigation]

    Pada tampilan table di atas, baris yang akan diproses adalah mulai baris ke-5 dengan sedangkan untuk baris ke-4 tidak diikutkan dalam proses agar saat penggabungan dari sheet lainnya text Desa, No dan Tanggal tidak muncul di hasil query penggabungan.

     

  2. Agar baris 1-3 tidak tampil di table hasil import, saat setting [Navigation] terpilih rubah formula

     

    Semula:

    = Source{[Item=”Bantarwuni”,Kind=”Sheet”]}[Data]

     

    Menjadi:

    =Table.Skip(Source{[Item=”Bantarwuni”,Kind=”Sheet”]}[Data],3)

     

    Sehingga tampilan table menjadi:

     

    Formula pada langkah 2 di atas kemudian dicopy ke query tbl_gsheet sehingga nantinya akan berlaku di sheet yang lain tidak hanya di sheet Bantarwuni.

     

  3. Pilih query bantarwuni, kemudian click tanda panah / tombol [Expand] di samping tulisan Data

    Pilih [Select all columns] kemudian click [OK]

    Lakukan filter Data.Kind = Sheet dan [Data.Item]=Petahunan, Pangebatan dan Bantarwuni. [Data.Item] berisi data sheet yang mempunyai struktur table yang sama dengan table/sheet bantarwuni yang akan kita gabung menjadi satu table untuk proses Analisa selanjutnya.

     

  4. Pilih kolom [Data.Data] kemudian dari menu [Home], pada pilihan [Remove Columns], click [Remove Other Columns]

     

    Table menjadi:

  5. Langkah selanjutnya adalah membuat kolom baru yang berisi table baru dengan tidak mengikutkan data di baris 1 sampai 3 (Langkah 2).

    Click [Add Colum]>[Custom Column]

     

    Pada New Column Name isikan Data kemudian paste formula =Table.Skip(Source{[Item=”Bantarwuni”,Kind=”Sheet”]}[Data],4) ke custom column formula kemudian rubah formula tersebut menjadi

    Kemudian click [OK]

  6. Pilih column [Data] kemudian pilih [Remove Other Column] dari menu [Home], sehingga query hanya menampilkan kolom [Data]
  7. Click tombol [Expand] di samping kanan tulisan [Data], kemudian pilih [Select All Columns], Hasil dari proses menghasilkan table baru hasil gabungan dari sheet yang dipilih pada Langkah 3, tetapi belum ada nama headernya.

     

     

  8. Jadikan baris pertama sebagai nama header dengan cara click tombol [Use First Row as Header] di menu [Transform]

     

  9. Hasil dari Langkah-9, text header dari sheet yang lain masih masuk di hasil query gabungan, untuk menghilangkannya filter header [Desa] kemudian uncheck tulisan “Desa” dan (null)

Analisa Produktivitas Harian dengan Menggunakan Fungsi Agregat

Pada tahap ini akan dilakukan rangkuman progress pengukuran tiap blok di masing-masing desa dengan menjumlahkan progress harian di masing-masing blok.

  1. Pilih header atau kolom [Blok-01] sampai [Blok-68]
  2. Kemudian dari menu [Transform], pilih [Unpivot Column]
  3. Tekan tombol CTRL, pilih kolom [Desa], [Tanggal], [Atribute] dan [Value] kemudian dari menu [Home] pilih [Remove other column] sehingga tampilan table menjadi:

     

     

  4. Tekan tombol CTRL, pilih kolom [Desa],dan [Atribute], kemudian dari menu [Transform], pilih [Group by]
  5. Lakukan setting sebagai berikut:

     

    Kemudian click OK

     

  6. Expand tombol Rangkuman, kemudian pilih [Agregate]
  7. Pada Agregate [tanggal], pilih Minimum dan Maximum untuk mengetahui tanggal awal dan akhir pengukuran

  8. Kemudian pilih Sum of Value untuk menampilkan pemjumlah progress tiap bloknya.
  9. Clik [OK]
  10. Rubah nama header, kemudian lakukan sorting [Desa] kemudian [Blok] sehingga tabel menjadi

     

     

    Pada tahap ini table query bantarwuni tidak diperlukan lagi, table tersebut hanya digunakan untuk keperluan copy formula saja. Cara menghapus query, click kanan query di task pane query kemudian pilih [Delete]

  11. Tutup dan simpan hasil query dengan memilih menu [Home], kemudian [Close and Load]

     

     

Menampilkan Hasil Query di Worksheet Excel Sebagai Tabel

  1. Pada menu [Data] di Microsoft excel, pilih [Queries & Connections]

  2. Pada group queries, click kanan query tbl_gsheet kemdian pilih [Load To]
  3. Pilih [Table] kemudian pilih [New Worksheet] atau [Existing Worksheet]
  4. Maka table akan ditampilkan dalam excel.
  5. Lakukan format angka dan tanggal jika diperlukan.

Tabel ini bersifat dinamis, jika ada perubahan di google sheet, maka dengan menkan tombol [Refresh All], maka data otomatis akan terupdate

#silakan dicoba#

 

 

 

 

[CAD-CIV-18]: Import titik format: Bujur, Lintang , Tinggi (Latitude, Longitude, Elevation) sebagai point cloud di Civil 3D

Pada tulisan [CAD-CIV-17]: Membuat Surface dari Data LIDAR / Point Clouds di Civil 3D telah diuraikan langkah-langkah membuat surface dari data point cloud ekteksi LAS yaitu format file dari proses pemetaan dengan LIDAR. Sedangkan pada tulisan ini akan dijelaskan cara import titik koordinat format PointNumber, Bujur, Lintang , Tinggi dari ribuan titik dan diperlakukan sebagai point clount bukan sebagai object titik di civil 3d.

Sumber data saya dapatkan dari anggota grup I love geodesy yang menanyakan cara import titik forma bujur,lintang dalam format csv (comma delimited) terdiri dari 104285 titik ke civil 3D. Pada grup tersebut sudah saya jelaskan cara import titik tersebut dengan membuat custom format kemudian ditentukan type proyeksinya (zone utm) sebelum dilakukan import ke civil 3D. Titik yang didapat pada proses tersebut berupa object titik civil 3D bukan berupa point clouds.

Berikut adalah cara import titik csv dalam format Bujur, Lintang dan Tinggi ke Civil 3D sebagi point cloud

  1. Buka file csv dan tentukan urutan kolomya.

Pada contoh file tersebut urutan kolomnya adalah:

PointNumber(PN), Bujur (Long), Lintang (Lat), Elevasi (Z)

  1. Tentukan Zone (Projection/Grid Coordinate)

    Misalkan data akan diproyeksikan ke koordinat UTM, maka berdarkan lokasi bujur dan lintang, zone utm-nya terletak di Zone 48N

  1. Jalankan Civil 3D dengan template metric, kemudian lakukan setting coordinate system gambar ke Zone UTM84-48N

    >>Pada [Toolspace] civil 3D, pilih [Setting]

    >>Click kanan [Drawing1], kemudian pilih [Edit Drawing Setting..]

    >>Pada tab [Units and Zone], masukkan di Selected coordinate system code : UTM84-48N, kemudian click [Apply] lalu [OK]

  1. Membuat Database Point Clouds

    >> Pada Civil 3D [Toolspace], pilih tab [Prospector]

    >> Click kanan [Point Clouds] kemudian pilih [Create Point Cloud…}

>> Pada setting [Information] , pilih salah satu [Point Cloud Style] misal [Elevation Ranges], kemudian click [Next]
>> Pada setting [Source Data]:

>> pilih point cloud format [PENZ (comma delimited). (1)

>> Klik icon kemudian pilih file yang akan diimport dengan terlebih dahulu menyesuaikan extensi filenya. Pada contoh extensi filenya adalah csv. (2)

>> Kilk icon untuk menentukan Coordinat sistem (3), kemudian isikan pada [Selected coordinate system code]: LL84

Artinya adalah: file sumber coordinate systemnya Latitute-Longitude (lintang, bujur) dalam ellipsoid wgs 84

>> Kilk [Finish]

  1. Proses pembuatan point clouds sedang diproses
  1. Jika proses sudah selesai, maka pada civil 3d [Toolspace] di tab [Propector] di bawah group [Point Clouds] akan muncul database database point cloud baru
  1. Lakukan zoom extent untuk melihat hasil import
  1. Untuk merubah point cloude menjadi surface,:

    >> click kanan batas point cloud, kemudian click [Add points to surface]

    >> pada setting [Surface Option], pilih nama dan surface stylenya, misalnya [Contours 1m and 5m (Background)], kemudian click [Next]

    >> pada setting [Region Setting], pilih [Point cloud extent], kemudian click [Finish]

  1. Pada civil 3D [Toolspace], di tab [Propestocs] terdapat surface baru di bawah grup [Surface]

===selemat mencoba==

[XLS-SVY-26]: Menghitung Koreksi Koordinat karena Salah Input Koordinat Backsight dan Station dengan Microsoft Excel

Seperti diuraikan pada post sebelumnya bahwa disarankan untuk menyimpan data pengukuruan total sation dalam bentuk data ukuran yang minimal berisi informasi tentang:

  • Tempat berdiri alat dan backsight
  • Tinggi alat dan tinggi target
  • Nama detail
  • Ukuran jarak miring, bacaan sudut horisontal, bacaan sudut vertikal

Dengan informasi di atas, maka jika ada perubahan data atau editing data ukuran misal salah input tinggi alat, tinggi target atau salah input koordinat station dan backsigh dapat dilakukan tanpa harus melakukan pengukuran ulang lagi.

Posting sebelumnya telah diuraikan bagaimana cara mengkonversi data ukuran dari koordinat xyz ke dalam file field book di civil 3d, sedangkan kali ini diuraikan cara menghitung data hasil ukuran koordinat dari total station dengan menggunakan microsoft excel.

Data yang akan diolah adalah data yang saya terima dari surveyoer yaitu berupa data koordinat dalam bentuk XYZ atau lebih tepatnya berformai PENZD (PointNumber, East, North, Z dan Description). Setelah saya gambarkan dalam Civil 3D ternyata posisi koordinat tersebut tidak tepat. Berdasarkan informasi dari surveyornya, ternyata ada salah memasukkan koordinat titik berdiri alat dan koordinat backsight.

Koordinat XYZ yang benar ada dikolom masing FIX_E, FIX_N dan FIX_Z untuk masing-masing station dan backsightnya sehingga perlu dilakukan hitungan koreksi untuk titik SS (sight shot) mulai titik 3 sampai akhir.

Ururutan untuk menghitung koreksi secara garis besar adalah:

  1. Menghitung Jarak dan Sudut dari Station ke Detail (SS).

    Dengan menggunakan koordinat awal (koordinat belum dikoreksi):

  • Hitung Azimut arah station ke backsight (AZ_BS)
  • Hitung Azimuth arah Station ke Foresight / SS (AZ_FS)
  • Hitung sudut horisontal dengan rumus (HZ)
  • Hitung jarak datar dari station ke detail (HD)
  • Hitung beda tinggi dari station ke detail (DH)
  1. Menghitung Koordinat Detail berdasarkan Jarak dan Sudut dari titik berdiri alat (Station)
  • Dengan koordinat fix, Hitung Azimuth arah station ke backsight (AZ_FIX_BS)
  • Hitung Azimuth dari station ke Foresight (SS) (AZ_FIX_FS)
  • Hitung koordinat terkoreksi dengfan rumus:

    X_FIX=X_FIX_STA + HD*SIN(AZ_FIX_FS)

    Y_FIX=Y_FIX_STA + HD*COS(AZ_FIX_FS)

    Z_FIX=Z_FIX_STA+DH

Untuk mempermudah input data data , spreadsheet dibuat menggunakan object table. Detail mengenai keuntungan menggunakan object data silakah dibaca di https://www.excelefficiency.com/excel-table-benefits/

Kolom

Rumus

Keterangan

NO

=ROW()-ROW(tbl_before_adj[[#Headers],[NO]])

Memberi rumus nomer urut secara otomatis. JANGAN DIHAPUS KOLOM INI

PNT,E, N,Z,CODE

 

Input coordinat yang akan dikoreksi

REC

 

Masukkan kode ST : untuk station, BS : untuk backsight dan , SS : untuk sightshot

FIX_E, FIX_N, FIX_Z

 

Masukkan koordinat ST dan BS yang benar (FIX)

ST_E

ST_N

=INDEX([E],MATCH(“ST”,[REC],0))

=INDEX([N],MATCH(“ST”,[REC],0))

Menampilkan koordinat [E] berdasarkan pencarian kata “ST” dalam kolom REC.

Menampilkan koordinat [N] berdasarkan pencarian kata “ST” dalam kolom REC.

BS_E

BS_N

ST_Z

=INDEX([E],MATCH(“BS”,[REC],0))

=INDEX([N],MATCH(“BS”,[REC],0))

=INDEX([Z],MATCH(“ST”,[REC],0))

Menampilkan koordinat [E] berdasarkan pencarian kata “BS” dalam kolom REC.

Menampilkan koordinat [N] berdasarkan pencarian kata “BS” dalam kolom REC.

Menampilkan koordinat [Z] berdasarkan pencarian kata “ST” dalam kolom REC.

AZ_BS

 

=MOD(

DEGREES(

    ATAN2(

        [@[BS_N]]-[@[ST_N]],

        [@[BS_E]]-[@[ST_E]])

)

,360)

Menghitung azimuth dari station ke back sight

Fungsi MOD(….,360) akan otomatis menambahkan 360 derajat jika hasil ATAN2() bernilai negatif

Fungsi DEGRESS() merubah sudah RADIANS hasil fungsi ATAN2()

Fungsi ATAN2() menghitung sudut azimuth dalam unit RADIANS dengan input:

DY = (Y backsight – Y station)

DX= (X backsight – X station)

AZ_FS

 

=IF([@REC]=”SS”,

    MOD(DEGREES(

    ATAN2([@N]-[@[ST_N]],[@E]-[@[ST_E]])),

    360),

0)

Menghitung azimuth dari station ke FS (SS)

Dihitung jika kolom [REC]=”SS”

 

 

 

Jika kolom [REC] tidak sama dengan “SS” isi dengan 0 (nol)

HZ

 

=IF([@REC]=”SS”,

    MOD([@[AZ_FS]]-[@[AZ_BS]],360)

,0)

Menghitung sudut horisontal dihitung dari backsight

Dihitung jika kolom [REC]=”SS”

 

Jika kolom [REC] tidak berisi kode “SS”, isi dengan 0

HD

=IF([@REC]=”SS”,

    SQRT(([@E]-[@[ST_E]])^2+([@N]-[@[ST_N]])^2)

,0)

Menghitung jarak datar dari station ke ss, jika kolom [REC]=”SS”

DH

=IF([@REC]=”SS”,

    [@Z]-[@[ST_Z]],

0)

Menghitung beda tinggi dari station ke SS, jika kolom [REC]=”SS”

ST_FIX_E,ST_FIX_N

BS_FIX_E,BS_FIX_N

ST_FIX_Z

 

Menampilkan koordinat [FIX_E], [FIX_N] berdasarkan pencarian kata “ST” dalam kolom REC.

Menampilkan koordinat [FIX_E], [FIX_N] berdasarkan pencarian kata “BS” dalam kolom REC.

Menampilkan koordinat [FIX_Z] berdasarkan pencarian kata “ST” dalam kolom REC.

AZ_FIX_BS

=MOD(

    DEGREES(

    ATAN2(

    [@[BS_FIX_N]]-[@[ST_FIX_N]],

    [@[BS_FIX_E]]-[@[ST_FIX_E]])

    ),

360)

Menghitung azimuth dari station ke back sight dari koordinat fix

AZ_FIX_FS

=IF([@REC]=”SS”,

    MOD([@[AZ_FIX_BS]]+[@HZ],360)

,0)

Menghitung azimuth dari station ke SS/FS menggunakan sudut horisontal [HZ]

X_FIX

=IF([@REC]=”SS”,

    [@[ST_FIX_E]]+[@HD]*SIN(RADIANS([@[AZ_FIX_FS]])),

[@[FIX_E]])

Menghitung koordinat X terkoreksi, jika kolom [REC]=”SS”

 

Jika bukan “SS”, isi koordinat fix

Y_FIX

=IF([@REC]=”SS”,

    [@[ST_FIX_N]]+[@HD]*COS(RADIANS([@[AZ_FIX_FS]])),

[@[FIX_N]])

Menghitung koordinat Y terkoreksi, jika kolom [REC]=”SS”

 

Jika bukan “SS”, isi koordinat fix

Z_FIX

=IF([@REC]=”SS”,

    [@DH]+[@[ST_FIX_Z]],

[@[FIX_Z]])

Menghitung koordinat Z terkoreksi, jika kolom [REC]=”SS”

 

Jika bukan “SS”, isi koordinat fix

 

==semoga bermanfaat==

[CAD-MAP-22]: Membuat Map Book (Lay out Peta) di Autocadmap atau Civil 3D

Referensi

:

Map Book is not to scale in AutoCAD Map 3D

Platform

:

AutocadMap / Civil 3D

Download

:

  

 
 

Sebelumnya saya sudah mencoba menggunakan feature atau tool Map Book di AutoCAD Map 3D tetapi hasilnya selalu tidak sesuai dengan harapan yaitu hasil skala di layout tidak akurat sampai akhirnya saya menemukan tulisan Map Book is not to scale in AutoCAD Map 3D. Pada tulisan kali ini dijelaskan lagi langkah-langkah membuat Map Book sehingga menghasilkan skala di layout dengan benar dengan beberapa tambahan pengolahan data seperti sistem koordinat ke TM3 dan import data GIS.

Langkah-langkah yang akan diuraikan adalah:

  1. Setting sistem koordinat TM3 mengacu ke Peraturan Menteri Negara Agraria Nomer 3 Tahun 1997 (PMNA No. 3/1997) dan https://georepository.com/home.html
  2. Import file shp dari http://tanahair.indonesia.go.id ke sistem koordinat TM3
  3. Membuat template layout
  4. Setting Map Book
  5. Publikasi Map Book

Detail masing-masing tahapan saya uraikan dengan menggunakan Autodesk Civil 3D 2007 (C3D), jika anda menggunakan versi yang lain mungkin akan berbeda user interfacenya tetapi pada prinsipnya urutan pekerjaan akan sama.

Setting Sistem Koordinat TM3 di C3D / AutocadMap

Menurut PMNA No.3/1997, sistem koordinat proyeksi Traverserse Mercator Nasional ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

Sistem Proyeksi

:

Traverse Mercator

Lebar Zone

:

3 (tiga) derajat

Merdian Central

:

1,5 (1 koma lima) di timur dan barat meridian central zone UTM yang bersangkutan

Faktor skala meridian (k)

:

0,9999

Titik semu Timur (x)

:

200.000 meter

Titik semu utara (y)

:

1.500.000 meter

Datum

:

WGS-1984

  

  

a    : 6.378.137

f    : 1/298,25722357

 
 

Seperti halnya saat setting sistem koordinat UTM, untuk melakukan setting koordinat TM3 terlebih dahulu harus diketahui zone TM3. Cara untuk mengetahui / menghitung zona TM3 silakan mengacu ke [XLS-MAP-01]: Rumus Excel untuk Mencari Zone UTM dan TM3. Pada contoh kali ini misal menggunakan zone TM3 49.1.

Detail zone TM3 49.1 jika mengacu ke https://georepository.com/projection_17437/Indonesia-TM-3-zone-49-1.html adalah:

Dari uraian dan ketentuan di atas dilakukan setting di C3D:

Jalankan C3D, kemudian pilih workspace [Planning and Analysis]

Pada menu C3D, pilih [Map Setup] kemudian pada grup [Coordinate System] pilih [Create Coordinate System Definition]

 
 

Urutan dan setting pembuatan definisi coordinate system dirangkum dalam bentuk tabel di bawah

 
 

No

Task

Setting

Nilai Setting

Click

1

Specify starting point

Specify starting point

Start with coordinate system

[Next]

2

Specify coordinate system

Create new coordinate system

Coordinate system type

 
 

 
 

Projected

 
 

 
 

[Next]

3

3a. Create coordinate system

Code

WGS84-TM3-49.1

  

  

  

Description

TM3 meridian central 109.5 derajat

  

  

  

Source

BPN-RI

  

  

  

Unit

Meter

  

  

  

Available Categories

Indonesia

[Add]

  

  

Reference to

Geodetic

[Select]

  

  

Datum

WGS84 (World Geodetic System of 1984)

[Next]

  

3b. Specify projection

Projection

Transverse Mercator

[Yes]

  

  

Central meridian

109.5

  

  

  

Original latitude

0

  

  

  

False easting

200000

  

  

  

False Northing

1500000

  

  

  

Scale reduction

0.9999

[Next]

  

3c. Specify common parameters

  

  

[Next]

4

Review coordinate system

  

  

[Finish]

 
 

Untuk setting zone yang lain pada grup [Coordinate System], pilih [Library] kemudian copy code WGS84-TM3-49.1

Edit code hasil copy tersebut kemudian lakukan perubahan Code , Description di Task 3a dan Central Meridian di Task 3b.

Sampai tahap ini, coordinate system baru dengan Code WGS84-TM3-49.1 telah dibuat.

 
 

Agar file dwg mempunyai sistem koordinat code WGS84-TM3-49.1, pada menu C3D, pilih [Map Setup] kemudian pada grup [Coordinate System] pilih [Assign]

Pada isian [Search] masukkan code: WGS84-TM3-49.1 kemudian click [Assign]

 
 

Untuk mengecek sistem koordinat sudah ter-setting di gambar, pada menu [Map Setup] click lagi [Assign], maka akan ditampilkan coordinate system yang aktif (currently assigned) di gambar:

 
 

Import file shp dari http://tanahair.indonesia.go.id ke sistem koordinat TM3

Proses download file SHP dari web di atas tidak dijelaskan detail di sini, tetapi perlu diperhatikan lokasi file shp yang akan di download harus di area bujur timur (109.5 – 1.5) derajat sampai bujur timur (109.5 + 1.5) derajat atau bujur timur ( 108 sampai 111) derajat.

 
 

Langkah selanjutnya diasumsikan bahwa file SHP telah terdownload, sehingga akan dijelaskan proses transformasi koordinat dari file SHP yang mempunyai sistem koordinat lintang-bujur menjadi sistem koordinat tm3 dengan satuan meter.

 
 

Langkah untuk proses transformasi koordinate lintang-bujur ke sistem koordina TM3 adalah:

Pada menu [Insert], di group [Import] pilih [Map Import]

Pilih [File of types]: Esri shape file (*.shp), kemudian pilih file shp yang akan diimport. Pada contoh kali ini , saya akan meng-import file shp yang berisi feature garis kontur.

 
 

Perhatikan informasi current drawing coordinate system : WGS84-TM3-49.1 dan Input Coordinate: LL84 artinya adalah pada saat proses import akan dilakukan proses transformasi koordinat dari LL84 (Lintang Bujur WGS84) ke WGS84-TM3-49.1

 
 

Pada kolom [Data] click tanda titik … kemudain pilih [Create object data] untuk mengkonversi informasi attribute shp menjadi object data di autocadmap.

Jika sudah selesai, click [OK] untuk dilakukan proses import.

 
 

Hasil import setalah dikukan styling dengan [Display Manager]:

 
 

Proses styling tidak dijelaskan dalam tutorial ini.

 Membuat Template Layout

Perhitungan Viewport

Template layout adalah format peta berisi informasi muka peta, skala, legenda dan informasi meta data lainnya yang berhubungan dengan peta yang akan dibuat.

Contoh dibawah layout template bawaan autocad map 3d dengan nama-nama object (Map Elements) yang akan diset saat pembuatan layout, ada beberapa nama object lainnya seperti legend viewport dan title block tetapi pada tutorial ini belum dibahas lebih lanjut.

Agar diperoleh hasil plotting di layout sesuai dengan skala peta dan overlapping / pertampalan yang telah dipilih, maka perlu dilakukan perhitungan dimensi viewport dengan rumus sebagai berikut:

[Lebar Viewport] = [%Pertampalan]*[Lebar Grid]/[Skala]*1000+[Lebar Grid]/[Skala]*1000=(1+[%Pertampalan])*[LebarGrid]/[Skala]*1000

[Tinggi Viewport] = [%Pertampalan]*[Tinggi Grid]/[Skala]*1000+[Tinggi Grid]/[Skala]*1000=(1+[%Pertampalan])*[TinggGrid]/[Skala]*1000

Hasilnya adalah [Lebar Viewport] dan [Tinggi Viewport] dalam satuan millimeter.

Misal Panjang grid adalah 1500 meter dan lebar grid 1500 m seperti gambar di bawah akan diset dengan pertampalan 10% untuk skala 1:2500

 

 

Maka lebar dan Panjang viewport adalah:

[Lebar Viewport] = (1+[%Pertampalan])*[LebarGrid]/[Skala]*1000=(1+10%)*1500/2500=660 mm

[Tinggi Viewport] = (1+[%Pertampalan])*[TinggGrid]/[Skala]*1000=(1+10%)*1500/2500=660 mm

Untuk mempermudah, saya lampirkan spreadsheet perhitungan dalam format excel.

Definisi dan Setting Map Elements

Setting elemen pada tahapan yanag diterangkan di bawah adalah dengan melakukan perubahan existing template bawaan autocadmap yaitu template [Map Book Template – ISO A0 Classic.dwt].

Jalankan autocad, kemudian pilih [Open File] dengan setting file type : Drawing template (*.dwt)

Secara default, autocad akan mengarahkan ke direktori / folder template yang berisi template bawaan dari autocadmap / civil 3d.

Dari list template, pilih Map Book Template – ISO A0 Classic.dwt. kemudian [Open]

[Save As] template yang baru dibuat, misal dengan nama [Map Book-Peta Kontur.dwt]

Pada [Tab] layout, click kanan layout [ISO A0] kemudian pilih [Rename].

Beri nama layout sesuai setting yang akan dibuat misal A0_2500_1500x1500_10Pct yaitu template ukuran kertas A0 untuk skala 2500 grid (1500 x 1500) meter dengan petampalan 10%

Click kanan layout yang baru saja direname, kemudian pilih [Page setup manage], lalu click [Modify]. Pastikan bahwa Plot scale adalah 1mm = 1 unit

Click [OK] kemudian [Close] jika plot scale setting sudah sesuai.

 

Pada Layout, pilih garis batas [Main Viewport], kemudian delete /erase.

Buat [Main Viewport] baru dengan ukuran lebar x Panjang = 660 x 660 baru dengan mengetik di command: mview

Specify corner of viewport: 0,0

Specifiy opposite corner: @660,660

Pindahkan/Move [Main Viewport] ke tengah muka peta

Pindahkan juga [Adjacent Arrow Block] mengikuti [Main Viewport]-nya

 

Pada [Task Pane], autocadmap, pilih Tab [Map Book] kemudian click [Tools] kemudian pilih [Identity Template Place Holder]

Jika [Task Pane] tidak ada, ketik di command:mapwspace

Task Pane [On/oFf] <On> :ON

 

Pilih Layout Placeholder: Main Viewport, click [Select Placeholders>>] kemudian pilih batas [Main Viewport] di Layout

Ulangi langkah yang sama untuk Map placeholders lainnya.

 

 

Jika sudah selesai, sampan dan tutup file [Map Book-Peta Kontur.dwt].

 

Setting Map Book

Setting Nomer Peta

Buka file gambar yang akan dibuat Map Book dimana dalam gambar tersebut sudah ada index penomoran petanya seperti pada gambar sebelumnya.

Pada gambar tersebut, layer untuk peta index adalah:

Layer

Keterangan

INDEX-2500-GARIS

Berisi Garis Index

INDEX-2500-NOMER

Berisi text nomer peta

 

Lakukan drawing clean-up pada peta index dengan memilih menu [Tool], kemudian pada grup [Map Edit] pilih [Drawing Clean Up]

Urutan dan setting [Drawing Clean Up]:

 

No

Tahapan

Setting

Isian

Click

1

Select objects

Object include in drawing clean up

Seleact All

 
   

Layer

INDEX-2500-GARIS

[Next]

2

Clean-up Action

Selected actions

Break crossing objects

Snap clustered node

Dissolve pseudo node

[Next]

3

Clean-up method

Cleanup metho

Modify original objects

[Finish]

 

Buat topology polygon pada peta index dengan memilih menu [Create], kemudian pada grup [Topology], pilih [New]

Urutan dan setting [Create Topology]:

 
 

No

Tahapan

Setting

Isian

Click

1

Topology Type

Topology Type

Polygon

 
   

Topology Name

Index_2500

[Next]

2

Select links

Select links

Select All

 
   

Layers

INDEX-2500-GARIS

[Next]

3

Select nodes

 

Select All

[Next]

4

Create New Node

   

[Next]

5

Select Centroid

Select Centroid

Select All

 
   

Layers

INDEX-2500-NOMER

[Next]

6

Create New Centroid

Create Missing Centroid

Un-Checked / Clear

[Finish]

 

[Save] gambar kemudian check di Task Pane autocad akan muncul nama topology [index_2500] di bawah folder topologies:

 

 

Buat table object data yang berisi informasi nomer peta.

Pada menu [Create], di grup [Drawing Object], pilih [Attach/Detach Object Data] kemudian clik [Define]

Pada kotak dialog [Define Object Data], click [New Table] kemudian lakukan setting sebagai berikut:

 

No

Tahapan

Setting

Isian

Click

1

Define New Object Data Table

Table Name

NO_PETA

 
   

Field Name

NOMER

 
   

Type

Character

[Add]

 

Clik [OK], kemudian [Close].

 

Convert object text untuk menjadi object data

Langkah ini dimaksudkan untuk mengisi field name [Nomer] yang ada di table object data [NO_PETA] yang telah dibuat pada langkah di atas. Nomer peta diambil dari object text yang ada di layer [INDEX-2500-NOMER]

 

Ketik di command:ADEGENLINK

Pada setting [Generate Data Link], lakukan setting sebagai berikut:

No

Tahapan

Setting

Isian

Click

1

Generate Data Link

Linkage Type

Text

 
   

Data Links

Create Object Data Record

 
   

Type

Character

[Add]

   

Table

NO_PETA

[OK]

Kemudian pilih text nomer peta di layer [INDEX-2500-NOMER]

 

Untuk mengecek nomer peta sudah menjadi record di table NO_PETA.

Pada menu [Tools], pada grup [Menu Edit], pilih [Edit Object Data]

Kemudian pilih salah satu text nomer peta. Misalkan dipilih text nomer peta 21.066-08 di layer [INDEX-2500-NOMER], maka akan ditampilkan table [NO_PETA] dengan isian field [NOMER] sesuai dengan nomer text yang dipilih

 

Buat polygon tertutup dari topology index

Syarat batas peta yang akan digunakan sebagai [Main Viewport] harus berupa polygon tertutup.

Pada tutorial ini akan dibuat polygon tertutup dari topology polygon index_2500 di layer INDEX-2500-POLYLINE dengan memberikan informasi tambahan berupa di polygon tertutup berupa nomer peta yang diambil dari table object data [NO_PETA].

 

Pada menu [Create] di grup [Topology], pilih [Create Closed Polylines]

 

Kemudian lakukan setting sebagai berikut:

 

No

Tahapan

Setting

Isian

Click

1

Create Closed Polyline

Topology Name

Index_2500

 
   

Create on Layer

INDEX-2500-POLYLINE

 
   

Copy Object Data from Centroid to Pline

Checked

[Add]

 

Generate Map Book

Pada [Task Pane] autocadmap pada tab [Map Book], Click [New] kemudian pilih [Map Book]

Kemudian lakukan setting sebagai berikut:

 

Kemudian di [Sheet Template], [Setting]:

 

Pada [Tiling Scheme], pilih [Custom]

Click [Select Tiles], yaitu polygon tertutup di layer INDEX-2500-POLYLINE

 

Pada [Naming Scheme], pilih [Data Driven] kemudian click [Expression Chooser]

Pilih [Expression] dari [Object Data] dengan nama table [NO_PETA] dari fiel [NOMER] seperti pada gambar di bawah

Kemudian click [OK]

 

 

Pada contoh kali ini map key saya ambil dari layer di gambar yang aktif sehingga yaitu dari layer RBI25K_KONTUR_LN_25K

 

 

Untuk settingan lainnya menggunakan defaulf dari autocadmap.

Click [Generate] untuk proses pembuatan lembar peta

Hasil dari proses ini berupa sheet set yang ditampilkan dalam Taskpane Map Book:

 

Click kanan dari nomet peta pada map Book, kemudian pilih [Zoom Tile] untuk menampilkan posisi tile / grid model space atau pilih [Zoom Layout] untuk menampilkan Layout.

Untuk membuat grid di layout, pilih layout yang akan diberi grid, kemudian pilih menu [Layout Tools] kemudian pilih pada grup [Map Viewport], pilih [Reference System]

Pilih batas view port / [Main Viewport]

Kemudian lakukan setting sebagai berikut:

Kemudian click OK

 

Hasil layout setelah diberi grid:

 

Nomer Peta di layout terlihat terlalu besar ukuran hurufnya. Lakukan editing di file dwt untuk merubah ukuran hurufnya.

 

Publikasi Map Book

Sebelum dilakukan proses plotting map, yakinkan bahwa layout-layout hasil generate map book mengarah ke plotter yang sama. Contoh jika akan diplot dalam bentuk format pdf, maka jenis printer di masing-masing layout diset ke [DWG to PDF.pc3].

 

Kemudian agar proses bisa diproses lebih cepat, maka setting background plotting di non-aktifkan.

Dari ketik di command:options

Kemudian di tab [Plot and Publish] un-check atau clear [Enable background plot when Plotting & Publishing]

 

Jika sudah dilakukan setting di atas, maka pada taskpane autocad di tab [Map Book], click kanan nama map book kemudian pilih [Publish to Plotter]

 

 

Setelah proses ini, maka semua layout dalam map book contour akan tercetak dalam format pdf.

 

=====Terimakasih, selamat mencoba=============